Kamis, 19 November 2015

pendidikan menurut ahmad tafsir

PENDIDIKAN MENURUT AHMAD TAFSIR

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Tafsir
Dosen Pengampu: Drs. Zumrodi, M. Ag







Disusun Oleh :
1.      Rani Qoimatus Salafiyah              : 1310210009
2.      Tri Bowo Krismawanto                : 1310210020


 



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH (PBA)
TAHUN 2014

BAB I
 PENDAHULUAN
                                                                                          

A.    Latar Belakang
Islam mengakui betapa pentingnya pendidikan. Ayat yang pertama turun adalah perintah untuk membaca dalam surat Al-Alaq ayat 1. Itu menunjukkan pentingnya belajar dan pendidikan dalam kehidupan manusia.
Dalam beribadah pun, ilmu pengetahuan sangat penting. Karena ibadah yang tepat didasarkan pada ilmu pengetahuan  yang cukup baik mengenai tata cara ibadah itu sendiri maupun aqidah dalam peribadatan itu sendiri.
Ada dua kelompok teori pendidikan sekarang, yaitu  teori pendidikan barat, (ini disebut modern) dan teori pendidikan Islam yaitu berdasarkan Quran dan Hadits. Namun ternyata pengelola sekolah Islam sendiri belum benar-benar menyintesiskan kedua teori ini. Kita lihat untuk meningkatkan mutu pembelajaran, kebanyakan orang Islam menggunakan teori barat. 
Lebih sering lagi kita lihat, banyak sekolah Kristen yang maju. Sementara siswa ber-KTP Islam malah bobrok akhlaknya. Mengapa bias teprjadi hal demikian? Bagaimana sebenarnya pendidikan dalam perspektif Islam sendiri?
Padahal pendidikan Islam mampu bersaing dengan teori pendidikan manapun. Jika saja teori yang digunakan betul-betul mengadaptasi pendidikan Islam, dengan dilaksanakan secara jujur, Insya allah tujuan pendidikan Islam akan cepat tercapai yaitu membentuk siswa yang taqwa.
Untuk itulah  makalah ini disusun. Dalam makalah ini diuraikan definisi pendidikan Islam, pendidikan dalam perspektif Islam, sampai kurikulum menurut Islam.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana biografi Ahmad Tafsir?
2.      Apa pengertian pendidikan dalam Islam?
3.      Apa tujuan umum pendidikan Islam?
4.      Bagaimana kurikulum dalam pendidikan Islam?

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Biografi Ahmad Tafsir
Ahmad  Tafsir lahir  di  Bengkulu  19  April  1942.  Pendidikannya diawali  di  Sekolah  Rakyat  (sekarang  SD)  di  Bengkulu,  melanjutkan sekolah  di  PGA  (Pendidikan  Guru  Agama)  6  tahun  di  Yogyakarta. Selanjutnya  belajar  di  Fakultas  Tarbiyah  IAIN  Yogyakarta,  dan menyelesaikan Jurusan Pendidikan Umum tahun 1969. Tahun 1975-1976 (selama 9 bulan) mengambil Kursus Filsafat di IAIN Yogyakarta. Tahun 1982  mengambil  Program  S2  di  IAIN  Jakarta.  Tahun  1987  sudah menyelesaikan  S3  di  IAIN  Jakarta  juga.  Sejak  tahun  1970, Ahmad Tafsir mengajar  di  Fakultas  Tarbiyah  IAIN  Bandung,  sampai  sekarang.  Tahun 1993,  Guru  Besar  Ilmu  Pendidikan  ini  mempelopori  berdirinya  Asosiasi Sarjana  Pendidikan  Islam  (ASPI).  Sejak  Januari  1997  diangkat  menjadi Guru Besar pada Fakultas Tarbiyah IAIN Bandung.[1]
B. Pengertian Pendidikan dalam Islam
Menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didiknya menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Selain itu, Ahmad Tafsir juga berpendapat bahwa pendidikan merupakan arti dari kata Tarbiyah kata tersebut berasal dari tiga kata yaitu: rabba-yarbu yang artinya bertambah, tumbuh, dan rabbiya- yarbaa berarti menjadi besar, serta rabba-yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, memelihara.
Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (1994: 14-23), menuliskan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian pendidikan, diantaranya adalah:
1.  Konferensi Internasional Pendidikan Islam Pertama (First World Conference on Muslim Education ) yang diselenggarakan oleh Universitas King Abdul Azis, Jeddah pada tahun 1977 belum meerumuskan definisi yang jelas tentang definisi pendidikan menurut Islam. Dalam bagian “Rekomendasi” Konferensi tersebut, para peserta hanya membuat kesimpulan bahwa pengertian pendidikan menurut Islam ialah keseluruhan pengertian yang terkandung di dalam istilah ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib.
2.  Sayid Muhammad al-Naquib-Attas mencoba menjelaskan ketiga istilah bahasa Arab ini. Menurut  Muhammad al-Naquib-Attas dalam bukunya (1984:52), istilah ta’di adalah istilah yang paling tepat menggambarkan pengertian pendidikan, sementara istilah tarbiyah terlalu luas, karena pendidikan menurut istilah ini mencakup pendidikan untuk hewan.
3.  Abdurrahman al-Nahlawi (1989:31-33) merumuskan definisi pendidikan justru dari kata at-tarbiyah. Dari segi bahasa, tarbiyah berasal dari tiga kata : betrambah, mejnadi besar, memperbaiki.
4.  Imam Al-Baidlawi di dalam tafsirnya arti kata ar-rabb adalah at-tarbiyah, yaitu menyampaikan sesuatu sedikit demi sedikit sehinga sempurna.
5.  Berdasarkan ketiga kata itu Abdurrahman al-Nahlawi menyimpulkan bahwa pendidikan (tarbiyah) terdiri atas empat unsur yaitu:
v  Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa (baligh)
v  Mengembangkan seluruh potensi
v  Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan
v  Dilaksanakan secara bertahap.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah pengembangan seluruh potensi anak didik secara bertahap menurut ajaran Islam. Tetapi pengertian yang dikandung oleh istilah tarbiyah ini memang belum disepakati oleh para ahli pendidikan Islam.
6.  Abdul Fattah (1988:27), proses ta’lim justru lebih universal  dibandingkan dengan proses tarbiyah.
7. Jalal dalam Al Baqarah ayat 30-34 terkandung pengertian bahwa kata ta’lim jangkauannya lebih luas daripada tarbiyah.
Dari banyaknya pendapat ini Ahmad Tafsir (2010) menyimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.[2]



C.    Tujuan Umum Pendidikan dalam Islam
Untuk merumuskan tujuan pendidikan Islam seyogyanya kita mengetahui hakikat manusia menurut Islam. Menurut Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah, ia tidaklah muncul dengan sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri. Al Quran surat Al-‘Alaq ayat 2 menjelaskan bahwa manusia dijadikan oleh Allah dari segumpal darah,  AlQuran surat at-Thariq ayat 5 menjelaskan bahwa manusia dijadikan oleh Allah, surat A-Rahman ayat 3 menyebutkan bahwa yang menjadikan manusia itu adalah Tuhan (Allah).
Ciri manusia sempurna menurut Islam  yaitu :
1.      Jasmani yang sehat serta kuat dan berketerampilan
2.      Cerdas serta pandai
3.      Rohani yang berkualitas tinggi

Setelah mengetahui manusia dalam perspektif Islam, tujuan pendidikan Islam dapat dirumuskan. Menurut Abdu Fatah (1988:119), Tujuan umum pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Ia mengatakan bahwa tujuan umum ini akan mewujudkan tujuan-tujuan khusus. Al-Abrasyi merinci tujuan akhir pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1.      Pembinaan akhlak
2.      Menyiapkan anak didik untuk kehidupan dunia dan akhirat
3.      Penguasaan Ilmu
4.      Keterampilan bekerja dalam masyarakat
Munir Mursi menyebutkan tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1.      Bahagia di dunia dan akhirat
2.      Menghambakan diri kepada allah
3.      Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat Islam.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, Ahmad Tafsir (2010) menyimpulkan :
1.      Tujuan umum pendidikan Islam adalah Muslim yang sempurna atau manusia yang taqwa atau manusia beriman  atau manusia yang beribadah kepada Allah SWT
2.      Muslim yang sempurna ialah manusia ang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
v  Jasmani , yang sehat,kuat, berketerampilan
v  Akalnya sehar serta pandai, dengan ciri:
a)   Mampu menyelesaikan masalah secara cepat dan tepat
b)  Mampu menyelesaikan masalah secara ilmiah dan filosofis
c)   Memiliki dan mengembangkan sains
d)  Memiliki dan mengembangkan filsafat
v Hatinya taqwa kepada Allah SWT, dengan ciri :
a)  Dengan sukarela menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya
b)  Hati yang berkemampuan berhubungan dengan alam gaib
Ahmad tafsir menyebutkan bahwa tujuan pendidikan pada dasarnya ditentukan oleh pandangan hidup (way of life) orang yang mendisain pendidikan itu dan manusia terbaik menurut orang tertentu. Mungkin saja seseorang tidak akan mampu menggambarkan dengan kata-kata tentang bagaimana manusia yang baik yang ia maksud. Sekalipun demikian menurut Ahmad Tafsir tetap saja ia menginginkan tujuan pendidikan itu haruslah manusia terbaik. Tujuan pendidikan sama dengan tujuan manusia. Manusia menginginkan semua manusia, termasuk anak keturunannya, menjadi manusia yang baik.
Lebih lanjut Ahmad Tafsir menyebutkan bahwa tujuan pendidikan itu untuk menjadikan manusia yang baik dan dan menjadi peribadi yang utuh, peribadi yang utuh adalah peribadi yang konsisten antara pengetahuan, sikap dan perilakunya, jadi ada singkronisasi antara kecerdasan kognitif, afektif, dan psikomotor, serta terbentuk kecerdasa emosionalnya. Mungkin itulah salah satu cara yang di ungkapkan Ahmad tafsir bawa untuk menjadi manusia yang baik itu diantaranya dengan cara konsisten antara pengetahuan, sikap dan tindakan sehingga tercapai manusia yang utuh.[3]
D.    Kurikulum dalam Pendidikan Islam
Kerangka kurikulum adalah sebagai berikut :
1.      Tujuan
2.      Isi kurikulum
3.      Metode
4.      Evaluasi
Jika kita terabkan itu dalam mendesain kurikulum langkah-langkahya adalah sebagai berikut :
1.    Kita hendaknya melaksanakan suatu pendidikan sekolah.
Langkah pertama : rumuskan tujuan sejelas mungkin. Tujuan biasanya masih umum itu perlu dijabarkan menjadi tujuan yang lebih kecil sehingga kita memperoleh tujua yang banyak dan spesifik
2.    Bila tujuan sudah dirumuskan sampai kepada rumusan operasional, maka langka kedua adalah menentukan isi kurikulum yang isinya adalah materi pengetahuanatau mata pelajaran dari berbagai kegiatan . Dari sini kita dapat membuat mata pelajaran dankegiatan serta silabusnya masing-masing
3.    Langkah selanjutnya ialah menentukan cara mencapai tujuan itu. Di sini banyak sekali teori yang harus dipertimbangkan, sebab metode belajar mengajar itu merupakan racikan teori-teori dari disiplin psikologi, metodologi pengajaran, teknik evaluasi, didaktik, pada umumnya, pengetahuan tentang alat pengajaran.
4.    Langkah terakhir ialah menentukan teknik dan alat evaluasi. Langkah ini tidak bersangkutan langsung dengan isi dan proses belajar mengajar. Evaluasi bersangkutan langsung dengan tujuan.
Al Abrasyi memberi judul untuk bab kurikulum dalam bukunya dengan “Prinsip yang dipertimbangkan dalam Menyiapkan  Kurikulum  Pendidikan Islam.” Jadi, ia hanya mengemukakan prinsip-prinsip. Menurutnya, dalam merencanakan kurikulum bagi pendidikan Islam harus dikembangkan sebagai berikut:
1.      Harus ada mata pelajaran yang bertujuan untuk mendidik rohani atau hati
2.      Mata pelajaran harus ada yang berisi tuntunan carahidup
3.      Mata pelajaran hendaknya mengandung kelezatan ilmiah
4.      Mata pelajaran harus bermanfaat  secara praktis dalam kehidupan
5.      Mata pelajaran  yang diberikan berguna dalam mempelajari ilmu lain.[4]












BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
1.      Pendidikan dalam perspektif Islam memiliki banyak pendapat, yaitu  ada yang mengistilahkan tahdib, tarbiyah, dan tahdib.
2.      Pendidikan Islam adalah upaya bimbingan mengoptimalkan potensi siswa menjadi bertaqwa dan beriman.
3.      Pendidikan Islam memiliki tujuan untuk menjadikan manusia menjadi sempurna yaitu taqwa
4.      Kerangka  dari kurikulum pada dasarnya harus meliputi Tujuan, Isi, Metode, dan evaluasi.

B.       Saran
Demikianlah hasil makalah kami, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya yang  lebih baik.














DAFTAR PUSTAKA

http://konsep-pendidikan-menurut-Ahmad-Tafsir.html diakses tanggal 13 Mei 2014 jam 07.52

Tidak ada komentar:

Posting Komentar