Rabu, 18 November 2015

langkah-langkah bimbingan konseling

LANGKAH-LANGKAH BIMBINGAN KONSELING
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Mubasyaroh, M. Ag.




http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/0/03/Logo_STAIN_Kudus_Jawa_Tengah.jpg




Disusun oleh :
Kelompok VIII
1.      Rani Qoimatus Salafiyah             : 1310210009
2.      Anggita Setia Dewi                       : 1310210023


 

SEKOLAH TINGGI ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH (PBA / A)
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Pada pembahasan-pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pengertian bimbingan dan konseling. Dan telah dijelaskan pula bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu proses, dan dalam praktik bimbingan dan konseling akan menempuh tahap-tahap tertentu. Dalam setiap tahapannya akan menggunakan teknik-teknik tertentu pula. Telah disebutkan bahwa konseling merupakan salah satu teknik dalam bimbingan.
Dalam menyelesaikan masalah dari klien atau konseling, memang diperlukan suatu posedur atau langkah-langkah yang harus dilalui. Prosedur atau langkah-langkah tersebut dilakukan dengan tujuan agar seorang konselor dapat menyelesaikan masalah dari klien atau konseli dengan baik, maksimal, dan sukses. Apabila prosedur atau langkah-langkah tersebut tidak dilakukan atau dilakukan tetapi kurang sesuai atau kurang maksimal, maka hasinya juga tidak maksimal. Akibatnya, konselor tidak dapat membantu menyelesaikan masalah dari klien dengan sukses.
Mengenai langkah-langkah bimbingan  konseling, terdapat beberapa pendapat. Oleh karena itu, di dalam makalah ini, penulis akan menyajikan sebuah kajian mengenai langkah-langkah bimbingan konseling dari beberapa pendapat tokoh.

B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana langkah-langkah bimbingan konseling menurut Thohirin?
2.      Bagaimana langkah-langkah bimbingan konseling menurut Namora Lumongga Lubis?
3.      Bagaimana langkah-langkah bimbingan konseling menurut Bimo Walgito?






BAB II
PEMBAHASAN

A.      Langkah-langkah Bimbingan Konseling Menurut Thohirin
Menurut Thohirin,  langkah-langkah bimbingan konseling ada 7 yaitu:[1]
1.      Menentukan Masalah
Menentukan masalah dalam proses konseling dapat dilakukan terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah (identifikasi kasus-kasus) yang dialami oleh klien (siswa). Berdasarkan identifikasi masalah yang dialami, dpat diketahui bahwa siswa memiliki beberapa jenis masalah. Untuk menentukan masalah yang mana untuk dipecahkan harus menggunakan prinsip skala prioritas. Penetapan skal prioritas ditentukan atas dasar akibat atau dampak yang lebih besar terjadi apabila masalah tersebut tidak dipecahkan. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, misalnya pembimbing (konselor) menetapkan masalah “prestasi belajar menurun” untuk diprioritaskan dipecahkan melalui layanan konseling. Alasannya karena siswa statusnta sebagai pelajar, apabila tidak segera dibantu, dikhawatirkan ia tidak lulus sekolah. Mudah-mudahan dengan terpecahnya masalah “prestasi menurun” masalah-maslah yang lain juga menjadi berkurang.
2.      Pengumpulan data
Setelah ditetapkan masalah yang akan dibicarakan dalan konseling, selanjutnya adalah mengumpulan data siswa yang bersangkutan. Data siswa yang bersangkutan harus secara komprehensif (menyeluruh) yang meliputi: data diri, data orang tua (ayah ibu), data pendidikan, data kesehatan, dan data lingkungan.
Data-data sisiwa di atas dapat dikumpulkan dengan cara tes dan nontea. Pengumpulan data siswa dengan tes dapat mencakup: tes kecerdasan (IQ), tes hasil belajar, tes bakat, minat, dan lain sebagainya. Pengumpulan data siswa dengan cara nontes seperti: observasi atau pengamatan, angket atau daftar isian (untuk orang tua siswa), wawancara, sosiometri, biografi atau catatan harian, pemeriksaan fisik atau kesehatan, studi kasusu, kunjungan rumah, dan lain sebagainya.
3.      Analisis data
Data-data siswa yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Data hasil tes bisa dianalisis secara kuantitatif dan hasil nontes dapat dianalisis secara kualitatif.
4.      Diagnosis
Diagnosis merupakan usaha pembimbing (konselor) menetapkan latar belakang masalah atau factor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa (klien). Misalnya pada contoh di atas adalah pembimbing (konselor) mencari faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa, yakni faktor-faktor penyebab prestasi belajar siswa rendah dan dikucilkan dari pergaulan oleh teman-teman di sekolah dan madrasah.
5.      Prognosis
Setelah diketahui faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa, selanjutnya pembimbing atau konselor menetapkan langkah-langkah bantuan yang akan diambil. Jenis bantuan apa yang bisa diberikan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh siswa.
6.      Terapi
                 Setelah ditetapkan jenis atau langkah-langkah pemberian bantuan selanjutnya adalah melaksanakan jenis bantuan yang telah diterapkan. Pembimbing atau konselor melaksanakan bantuan belajar atau bantuan sosial yang telah ditetapkan untuk memecahkan masalah siswa.
7.      Evaluasi atau follow up
                 Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah upaya bantuan yang telah diberikan memperoleh hasil atau tidak. Apakah pelaksanaan pemberian bimbingan belajar dan sosial kepada siswa telah memberikan hasil di mana pretasi belajar siswa meningkat atau perilaku siswa berubah sehingga mulai disenangi teman-temannya atau belum.apakah sudah memberikan hasil apa langkah-langkah selanjutnya yang perlu diambil? Begitu juga sebaliknya apabila belum berhasil.

B.     Langkah-langkah Bimbingan Konseling Menurut Namora Lumongga Lubis
Menurut Abrego, Brammer, Shostrom dalam buku Dasar-dasar Konseling dan Psikoterapi milik Namora Lumongga Lubis, memberikan langkah-langkah konseling sebagai berikut:[2]
1.      Membangun Hubungan
Membangun hubungan dijadikan langkah pertama dalam konseling, karena klien dan konselor harus  saling mengenal dan menjalin kedekatan emosinal sebelum sampai pada pemecahan masalahnya. Pada tahapan ini, konselor harus menunjukkan bahwa ia dapat dipercaya dan kompeten dalam menangani masalah klien. Menurut Willis dalam buku Dasar-dasar Konseling dan Psikoterapi milik Namora Lubis Lumongga, mengatakan bahwa dalam hubungan konseling harus berbentuk a working relationship yaitu hubungan yang berfungsi, bermakna, dan berguna. Konselor dan klien  saling terbuka satu sama lain tanpa ada kepura-puraan. Selain itu, konselor dapat melibatkan klien terus menerus dalam proses konseling. Keberhasilan pada tahap ini menentukan keberhasilan langkah konseling selanjutnya.
Membangun hubungan konseling juga dapat dimanfaatkan konselor untuk menentukan sejauh mana klien mengetahui kebutuhannya dan harapan apa yang ingin ia capai dalam konseling. Konselor juga dapat meminta klien agar berkomitmen menjalani konseling dengan sungguh-sungguh. Meminta kesediaan klien melakukan komitmen perlu dilakukan untuk mencegah klien menghindar atau menolak komitmen yang telah disepakati.
2.      Identifikasi dan penilaian masalah
Apabila hubungan konseling telah berjalan baik, maka langkah selanjutnya adalah memulai mendiskusikan sasaran-sasaran spesifik dan tingkah laku seperti apa yang menjadi ukuran keberhasilan konseling. Konselor memperjelas tujuan yang ingin dicapai oleh mereka berdua. Hal yang penting dalam langkah ini adalah bagaimana keterampilan konselor dapat mengangkat isu dan masalah yang dihadapi klien. Pengungkapan  masalah klien kemudian diidentifikasi dan didiagnosa secara cermat. Seringkali klien tidak begitu jelas mengungkapkan masalahnya. Apabila ini terjadi konselor harus membantu klien mendefinisikan masalahnya secara tepat agar tidak terjadi kekeliruan dalam diagnosis.
3.      Memfasilitasi perubahan konseling
Dalam langkah ini  konselor mulai memikirkan alternatif pendekatan dan strategi yang akan digunakan agar sesuai dengan masalah klien. Harus dipertimbangkan pula bagaimana konsekuensi dari alternatif dan strategi tersebut. Jangan sampai pendekatkan dan strategi yang digunakan bertentangan dengan nilai-nilai yang terdapat pada diri klien, karena akan menyebabkan klien otomatis menarik dirinya dan menolak terlibat dalam proses konseling.
Ada beberapa strategi menurut Willis yang dikutip oleh Namora Lumongga Lubis untuk mempertimbangkan dalam konseling:
a.       Mengkomunikasikan nilai-nilai inti agar klien selalu jujur dan terbuka sehingga dapat mengali lebih dalam masalahnya.
b.      Menantang klien untuk mencari rencana dan strategi baru melalui berbagai alternatif. Hal ini akan membuatnya termotivasi untuk meningkatkan dirinya sendiri
4.      Evaluasi dan Terminasi
Langkah keempat ini adalah langkah terakhir dalam proses konseling secara umum. Evaluasi terhadap hasil konseling akan dilakukan secara keseluruhan. Yang menjadi ukuran keberhasilan konseling akan tampak pada kemajuan tingkah laku klien yang berkembang kearah yang lebih positif.
Menurut Willis yang dikutip oleh Namora Lumongga Lubis,  pada langkah terakhir sebuah proses konseling ditandai pada beberapa hal:
1.      Menurunnya tingkat kecemasan klien
2.      Adanya perubahan perilaku klien kearah yang lebih positif, sehat dan dinamis.
3.      Adanya rencana hidup dimasa mendatang dengan program yang jelas
4.      Terjadi perubahan sikap positif. Hal ini ditandai dengan klien sudah mampu berfikir realistis dan percaya diri.
Selain hal itu, Willis yang dikutip oleh Namora Lumongga Lubis juga menambahkan bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam langkah terakhir ini adalah:
1.             Membuat keputusan untuk mengubah sikap menjadi lebih terarah dan positif
2.             Terjadinya transfer of learning pada diri klien, artinya klien mengambil makna dari hubungan konseling yang telah dijalani
3.             Melaksanakan perubahan perilaku
4.             Mengakhiri hubungan konseling

C.   Langkah-langkah Bimbingan Konseling Menurut Bimo Walgito
Adapun menurut Bimo Walgito, langkah-langkah atau prosedur dalam bimbingan konseling terdiri dari beberapa fase, antara lain:[3]
1.      Persiapan
Langkah yang harus dilakukan dalam fase persiapan ini adalah mengadakan hubungan interpersonal yang baik dengan klien  dan kemudian mengadakan wawancara untuk menyusun diagnosis. Sebelum konselor memberikan bantuan atau terapi, konselor harus mengadakan diagnosis terlebih dahulu. Diagnosis merupakan titik pijak konselor dan memberikan arah dalam melakukan terapi atau bantuan kepada klien. Untuk menyusun diagnosis, diperlukan wawancara terlebih dahulu. Setelah mengadakan diagnosis, langkah berikutnya adalah perencanaan treatment.
2.      Perencanaan Treatment
Treatment yang akan diambi sudah tentu sesuai dengan diagnosis yang telah dibangun berdasarkan masalah yang dihadapi oleh klien.  Dalam rencana treatment ini, yang akan digunakan dalam memberikan terapi mungkin tentang perubahan perilaku, mendorong berpikir dalam menghadapi realita, penerapan cara belajar yang tepat, atau lainnya. Dalam fase ini, konselor juga mengadakan prediksi atau prognosis sekiranya treatment tersebut akan membawa  hasil seperti yang diharapkan.
3.      Counseling in action
Bantuan atau terapi dapat diberikan melalui wawancara konseling atau diskusi. Dalam wawancara konseling, klien dan konselor saling bertukar idea tau sikap melalui perbincangan. Tujuannya adalah menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh klien.
Pada dasarnya, dalam wawancara konseling digunakan salahsatu darai dua frame of reference. Salah satunya adalah client-centered atau person-centered dan counselor-centered. Dalam client-centered atau person-centered therapy, aktivitas pada dasarnya berpusat pada klien. Klien didorong untuk mengekspresikan sikap, perasaan, dan pikirannya. Konselor lebih bersikap pasif dan tidak menginterupsi  apa yang dikemukaka oleh klien. Sedangkan dalam counselor-centered therapy, aktivitas pada dasarnya terletak pada konelor.Konselor mencoba bersahabat dengan klien dan sangat aktif serta sering mengekspresikan sikap dan perasaannya.
4.      Follow up
Pada fase ini, langkah yang diambil oleh konselor adalah untuk mengetahui efek dari terapi yang telah diberikan, hal-hal yang telah didiskusikan pada waktu proses konseling sudah dilaksanakan atau belum oleh klien. Apabila sudah dilaksanakan tetapi tidak mengenai sasaran atau tidak berhasil maka langkah-langkah yang telah diambil itu kiranya perlu direvisi untuk menentukan langkah-langkah yang baru. 


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ada beberapa pendapat mengenai langkah-langkah bimbingan konseling, antara lain:
1.      Menurut Thohirin, langkah-langkah bimbingan konseling ada 7, yaitu: menentukan masalah, pengumpulan data, analisis data, diagnosis, prognosis, terapi, dan evaluasi atau follow up.
2.      Menurut Namora Lumongga Lubis, langkah-langkah bimbingan konseling ada 4, yaitu: membangun Hubungan, identifikasi dan penilaian masalah, memfasilitasi perubahan konseling, serta evaluasi dan terminasi.
3.      Menurut Bimo Walgito, langkah-langkah bimbingan konseling ada 4, yaitu: persiapan, perencanaant treatment, counseling in action, dan follow up.

B.     Saran
Demikian hasil makalah kami yang membahas mengenai “Langkah-Langkah Bimbingan Konseling”. Semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Kami juga menyadari bahwa di dalam hasil penyusunan makalah kami masih terdapat kekurangan dan kekeliruan. Untuk itu, kami sangat memerlukan kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya.














DAFTAR PUSTAKA


Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling, Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET,  2010.
Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Kencana, 2011.
Thohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madarasah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.


[1] Thohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madarasah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 317-321.
[2] Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Kencana, 2011, hal. 83-87.
[3] Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling, Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET,  2010, hal. 191-195.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar