Selasa, 08 Desember 2015

contoh pidato bahasa Arab

الهداية فضل الله الاعلى
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله الذى علّم باالقلام علّم الانسان ما لم يعلم. وصلى الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه ومن تبعهم بإحسان الى يوم القيامة. اما بعد
حضرة المشايح الكرام الاستاذ احمد حمداني الماجستير كا المحاظر في هذه المادة يعنى مادة الاستماع والئبير 3
اولا هيابنا نشكر الله العظيم الذى قد هدانا الى صراطه المستقيم, والذى انعمنا بنعم كثيرة حتى نستطيع ان نجتمع فى هذا المكان المبارك بلاحائل ولا عائف. ثم نصلى ونسلم على محمد خاتم الانبياء والمرسلين.
وفى هذه المناسبة سأتحدث تحت العنوان: الهداية فضل الله الاعلى
الهداية هي فضل الله الاعلى اعطانا الله بها. وبدونها ضل الناس ضلالا بعيدا. تذكيرا لاهمية الهداية الالهية يجب للانسان الدعاء عند الصلاة بقول "اهدنا الصراط المستقيم" (الفاتحة: 6).
انّ نزول الهداية لا يتعلق بالارتباط الاسرتي او النسلي. وان الولد الذى يقبل الهداية من الله كثير الوقوع اما ولده فلا, فمثلهم كمثل نوح وولده, وبخلافه الولد يقبل الهداية ووالده لا يقبلها كمثل ابراهيم وابيه آزر. فإذا اهتدى الله عباده فلا رادّ لفضله. وإذا ضلهم بخلافه فلا هادي كقوله تعالى: "من يهد الله فهو االمهتد ومن يضلل فلن تجد له وليا ولا نصيرا" (الكهف:17)
هناك امرء يقبل الهداية من الله بسهولة وامرء يقبلها صعوبة بل لا يقبلها قط. مثلهم كمثل عمر بن خطاب كان يوم اشتدت عداوته ضدا الاسلام يقاوم الخدام او الرقاب فضلا إذا سمع الخبر أنّ اخته فاطمة وزوجها دخلا الاسلام ثم لقاهما قارئين القرآن فاشتد غضبه ثم يؤذيهما بيده.
ثم اخذ عمر الصحف المتلوة وقرأها وفى وسط القراءة وجل قلبه وسقط دمعه فجاء الى بيت النبي صلى الله عليه وسلم وشهد امامه صلى الله عليه وسلم.
وشخص الذى يصعب عنده قبول الهداية من الله سبحانه وتعالى مثل ما يحدث على عم رسول الله صلى الله عليه وسلم ابىلاطالب عند سكرة الموت مع انّ رسول الله صلى الله عليه وسلم علمه قراءة الشهادة مرات بل يرده فنزلت حينئد الآية تشار الى رسول الله صلى الله عليه وسلم "إنك لا تهدى من احببت ولكن الله يهدى من يشاء وهو اعلم باالمهتدين" (القصص: 56)
ربما كفيت هنا خاطبتي, وإنّ وجدتم منّي الاخطئ أطلب منكم العفو كثيرا, واخير أقول لكم.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته




Sejarah Mbah Jambon

Sejarah Makam
Mbah Jambon
          Di desa Krandon tepatnya dukuh Kebun Agung terdapat sebuah makam seorang wali Allah SWT. Diketahuinya bahwa di dukuh tersebut terdapat makam berasal dari  Mbah Arwahi dan Habib Luhtfi yang pernah menziarahi makam tersebut. Makam tersebut adalah makam Syekh Syihabuddin atau Syekh Jumhur atau yang sering disebut dengan Mbah Jambon. Disebut Mbah Jambon, karena pada zaman dahulu disekitar makam Syekh Syihabuddin terdapat pohon jambu bol yang bunganya berwarna merah muda atau orang Jawa biasa menyebut dengan jambon. Pada saat pohonnya berbunga, bunga yang berwarna jambon tersebut berjatuhan di tanah sekitar makam, sehingga masyarakat sering menyebut dengan Mbah Jambon. Mbah Jambon tidak asli orang Krandon justru beliau berasal dari Baghdad. Beliau datang ke tanah Jawa karena diperintah oleh gurunya untuk berdakwah di tanah Jawa. Akhirnya beliau sampai di Jawa dan memilih untuk berdakwah di Jawa Tengah. Setelah beliau merasa bahwa Islam sudah berkembang di Pulau Jawa, akhirnya beliau diperintah  gurunya untuk berdakwah di Pulau Sumatra, Syekh Syihabuddin pun menuruti perintah gurunya. Tahun demi tahun berlalu, beliau semakin tua dan beliau rindu dengan tanah Jawa. Syekh Syibuddin akhirnya kembali ke Jawa dan menghabiskan masa hidupnya di Jawa. Kedatangan beliau yang ke dua di Jawa Tengah ini, memilih desa Krandon tepatnya dukuh Kebun Agung. Beliaulah yang memberi nama Kebun Agung karena pada zaman dahulu banyak kebun diwilayah tersebut. Beliau wafat di Kebun Agung dan dimakamkan di dukuh tersebut. Di makam Mbah Jambon, tidak hanya makam beliau saja tetapi ada beberapa makam yang berada disekitarnya, kemungkinan makam tersebut adalah makam keluarga atau murid dari Mbah Jambon. Masyarakat Kebun Agung mempunyai kebiasaan yaitu ketika salah seorang warga mempunyai hajat maka warga tersebut akan bershodaqoh dengan berwasilah kepada Mbah Jambon atau masyarakat sering menyebut “ manganan Mbah Jambon”, biasanya shodaqoh tersebut berupa nasi urap. Setiap tanggal 26 Muharrom, masyarakat Kebun agung mengadakan Khoul Mbah Jambon. Khoul tersebut berupa Khotmil Qur’an dan Pengajian Umum serta pembagian nasi bungkus daun jati.
            Adapun silsilah Syekh Syihabuddin sebagai berikut.
1.      سيدنا محمد رسول اللله
2.      سيدتنا فاطمة الزهرا
3.      سيد حسين
4.      سيد على زين العابدين
5.      سيد محمد باقر
6.      سيد جعفر صادق
7.      سيد على المرتضى
8.      سيد محمد النقيب
9.      سيد عيسى الرومى
10.  سيد احمد المهاجر
11.  سيد عبيد اللله
12.  سيد علوي
13.  سيد محمد
14.  سيد علوي
15.  سيد على قاسم
16.  سيد محمد صاحب العرباض
17.  سيد علوى
18.  سيد عبد المالك
19.   سيد عبد الله خان
20.  سيد احمد جلال الدين شاه
21.  سيد جمال الدين حسين
22.  سيد حسن الظاهر
23.  سيد حسين الكاظم
24.  سيد عبد المالك
25.  سيد عبد القهار
26.  سيد محمد السمرقندى
27.  سيد عبد الرحمن
28.  شيخ شداد البعلا
29.  شيخ ابى زكريا
30.  شيخ تقي الدين
31.  شيخ شهاب الدين
شيخ جمهور
مباه جامبون





Sumber Referensi : Juru kunci makam Mbah Jambon.

Kamis, 19 November 2015

FUNGSI DAN URGENSI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

FUNGSI DAN URGENSI
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Ahmad Falah, M, Ag

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/0/03/Logo_STAIN_Kudus_Jawa_Tengah.jpg

Disusun Oleh :
1.      Indana Alva Chusna               (1310210002)
2.      Rani Qoimatus Salafiyah        (1310210009)
3.      Tri Bowo Krismawanto          (1310210020)

 


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH (PBA)
TAHUN 2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pendidikan mempunyai dua arti, dalam arti luas dan arti sempit. Pendidikan dalam arti luas adalah semua orang yang berkewajiban membina anak-anak, secara alamiah semua anak, sebelum mereka dewasa menerima pembinaan dari orang-orang dewasa agar mereka dapat berkembang dan bertumbuh secara wajar. Kedua pendidik ini diberi pelajaran tentang pendidikan dalam waktu relatif lama agar mereka dapat menguasai ilmu itu dan terampil melaksanakannya di lapangan.
Kegiatan pendidikan tersebut melalui suatu proses perpindahan (transmisi), baik dalam bentuk informal, formal, maupun non formal. Bahkan lebih jauh Lodge mengatakan bahwa Pendidikan dan proses hidup dan kehidupan manusia itu berjalan serempak, tidak terpisah satu sama lain, Life is education and education is life.
Dengan demikian pendidikan menyandang misi keseluruhan aspek kebutuhan hidup dan berproses sejalan dengan dinamikanya hidup serta perubahan-perubahan yang terjadi. Sehingga diperoleh relevansi dan kemampuan menjawab tantangan serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia.
Dalam mempelajari filsafat pendidikan islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis, logis dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan. Pemikiran filsafah pada hakekatnya adalah usaha menggerakkan semua potensi psikologis manusia seperti pemikiran, kecerdasan, kemauan, perasaan, ingatan serta pengamatan tentang gejala kehidupan terutama manusia dan alam sekitarnya sebagai ciptaan Tuhan.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian filsafat pendidikan Islam?
2.      Apa fungsi filsafat pendidikan Islam?
3.      Apa urgensi filsafat pendidikan Islam?


BAB II
PEMBAHASAN
                  
A.  Pengertiaan Filsafat Pendidikan Islam
Tidak semua masalah kependidikan bisa dipecahkan dengan menggunakan metode ilmiah semata-mata. Banyak diantara masalah-masalah kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan-pertanyaan filosofis, yang memerlukan pendekatan-pendekatan filosofis pula dalam pemecahannya. Analisa filsafat terhadap masalah-masalah kependidikan tersebut, dengan berbagai cara pendekatannya, akan dapat menghasilkan pandangan-pandangan tertentu mengenai masalah-masalah kependidikan, dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori-teori pendidikan. Disamping itu jawaban-jawaban yang dikemukakan oleh jenis dan aliran filsafat tertentu sepanjang sejarah terhadap problematika pendidikan yang dihadapinya, menunjukkan pandangan-pandangan tertentu, yang akan memperkaya teori-teori pendidikan.[1]
Pengertian filsafat pada bahasa asalnya Yunani Kuno adalah “cinta akan kebenaran atau hikmah”. Sedangkan pengertian filsafat secara umum dapat diketahui bahwa filsafat itu bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha untuk mendapatkannya. Dengan pengertian itu, maka filosof adalah orang yang mencintai hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya, dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selain itu, mencari hakekat sesuatu, berusaha menghubungkan sebab dan akibat dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.[2]
Filosof pendidikan dan juga filosof umum telah berusaha mencari yang hak dan hakekatnya serta masalah yang berkaitan dengan proses pendidikan. Jadi filsafat pendidikan adalah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidahnya dalam bidang pendidikan. Sedangkan filsafat pendidikan Islam terbentuk dari perkataan filsafat, pendidikan dan Islam. Penambahan kata Islam di akhir gabungan kata tersebut dimaksudkan untuk membedakan filsafat pendidikan Islam dari pengertian yang terkandung dalam filsafat pendidikan umum. Dengan demikian filsafat pendidikan Islam mempunyai pengertian khusus yang ada kaitannya dengan ajaran agama Islam.
John dewey, seorang filosof Amerika sebagaimana dikutip oleh Imam Barnadib (1997:15) mengatakan bahwa filsafat adalah teori umum dari pendidikan. Filsafat mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dari pengalaman yang banyak terdapat dalam lapangan pendidikan. Sebuah contoh: konsep mengenai pandangan dunia dan hidup, dapat menjadi landasan penyusunan konsep, tujuan dan metodologi pendidikan, di dukung oleh pengalaman pendidik dalam menuntun pertumbuhan dan perkembangan anak.[3]
Selanjutnya setiap filsafat pendidikan perlu terlebih dahulu menjelaskan corak manusia yang dikehendaki atau yang hendak di capai, sebab pada akhirnya setiap tata nilai suatu pendidikan tergantung pada kualitas dan watak manusia yang di idealkan.
Apabila sesuatu yang di idealkan tidak sesuai dengan filsafat yang digunakan maka akan terjadi ketidak cocokan (inconsistency), tidak hanya dalam kiprahnya tetapi juga dalam tingkah lakululusan serta kedalaman mutu yang tidak dapat diabdikan dalam masyarakat tidak dapat dilanjutkan pada suatu proses pendidikan yang lebih tinggi sehingga merendahkan harkat dan martabat lulusannya, baik dilihat dari segi intelektual maupun dari segi perilaku fungsionalnya.
Dari sini dapat diketahui bahwa filsafat pendidikan Islam adalah konsep berpikir tentang pendidikan yang bersumberkan atau berlandaskan ajaran-ajaran agama Islam tentang hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangakan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.
Filsafat pendidikan Islam juga dapat diartikan sebagai studi tentang pandangan filosofis dari sistem dan aliran dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat Islam. Di samping itu, filsafat pendidikan Islaam juga merupakan studi tentang penggunaan dan penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan problematika pendidikan umat Islam, selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam. Sehingga filsafat pendidikan Islam bisa dikatakan lebih bersifat tradisional dan kritis. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Imam Barnadib bahwa filsafat pendidikan itu mempunyai dua corak, yaitu corak tradisional dan corak filsafat yang kritis. Filsafat tradisional adalah filsafat sebagaimana adanya, sistematika, jenis serta alirannya sebagaimana dijumpai dalam sejarah.[4]
Secara khusus filsasfat pendidikan Islam adalah suatu analisis atau pemikiran rasional yang dilakukan secara kritis, radikal, sistematis, dan medologis untuk memperoleh pengetahuan mengenai hakekat pendidikan.
B.  Fungsi Filsafat Pendidikan Islam
            Sebagai teori umum mengenai sistem pendidikan, maka filsafat pendidikan Islam menjadi sangat penting. Filsafat Pendidikan Islam berfungsi sebagai peletak dasar bagi kerangka dari sistem pendidikan yang akan berfungsi sebagai cara untuk mengaplikasikan ajaran agama Islam di bidang pendidikan, dengan tujuan yang identik dengan tujuan yang akan dicapai ajaran Islam itu sendiri.
            Selanjutnya, jika pendidikan merupakan proses pelaksanaan mencapai tujuan, maka filsafat pndidikan Islam berfungsi sebagai pedoman dasar dari sistem yang harus ditelusuri oleh proses pelaksanaan itu sendiri. Filsafat pendidikan Islam dengan demikian berfungsi sebagai pembentuk nilai-nilai bagi pendidikan Islam. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka filsafat pendidikan Islam berusaha meletakkan dasar pemikirannya pada tujuan yang memuat konsep tentang akhlak yang mulia.
            Dua sasaran pokok yang juga termuat dalam tujuan filsafat pendidikan Islam adalah meletakkan dasar pemikiran sistem pendidikan yang berdimensi ganda. Dimensi petama adalah untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan keselamatan hidup di akhirat. Dimensi kedua berhubungan dengan fitrah kejadian manusia, yaitu sebagai pengabdi Allah yang setia.[5]
            Hasan Langgulung dalam bukunya Asas-asas pendidikan Islam, telah membahas tentang fungsi filsafat pendidikan menjadi sembilan kelompok penting yaitu:[6]
1.    Untuk memahami sistem pengajaran
2.    Menganalisa konsep-konsep dan istilah-istilah
3.    Mengkritik asumsi-asumsi dan fakta-fakta
4.    Membimbing asas-asas pendidikan
5.    Menerima perubahan-perubahan dasar
6.    Membimbing sikap para guru dan pengajar
7.    Membangkitkan dialog dan persoalan
8.    Menghilangkan pertentangan pendidikan, dan
9.    Meneruskan rencana-rencana baru
            Dengan demikian dapat diambil pengertian bahwa harus ada pembaharuan dan inovasi pendidikan agar sesuai dengan kebutuhan hari esok, sebab pendidikan pada dasarnya menyiapkan generasi-generasi masa depan.
Kegunaan filsafat secara umum ialah untuk memperoleh pengertian (makna) dan untuk menjelaskan gejala atau peristiwa alam dan sosial. Itu berarti orang yang berfilsafat harus berpikir obyektif atas hal-hal yang obyektif, bukan menghayal. Dari situlah, para ahli di bidang tersebut telah banyak meneliti  secara teoritis mengenai kegunaan Filsafat Pendidikan Islam. Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany misalnya mengemukakan tiga manfaat dari mempelajari Filsafat Pendidikan Islam tersebut sebagai berikut:[7]
1.   Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan dan orang-orang yang  melaksanakannya dalam suatu Negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap proses pendidikan. Di samping itu, ia dapat menolong terhadap tujuan-tujuan dan fungsi-fungsinya serta meningkatkan mutu penyelesaian masalah pendidikan dan peningkatan tindakan dan keputusan termasuk rancangan-rancangan pendidikan mereka. Selain itu ia juga berguna untuk memperbaiki peningkatan pelaksanaan pendidikan serta kaidah dan cara mereka mengajar yang mencakup penilaian, bimbingan dan penyuluhan.
2.    Filsafat pendidikan dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti yang menyeluruh. Penilaian pendidikan itu dianggap persoalan yang perlu bagi setiap pengajaran yang baik. Dalam pengertian yang terbaru, penilaian pendidikan meliputi segala usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, institusi-institusi pendidikan secara umum untuk mendidik angkatan baru dan warga Negara dan segala yang berkaitan dengan itu.
3.   Filsafat pendidikan Islam akan menolong dalam memberikan pendalaman pikiran bagi faktor-faktor spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi, dan politik di Negara kita. 
Berdasarkan pada kutipan di atas timbul kesan bahwa kegunaan dan fungsi filsafat pendidikan islam ternyata amat strategis. Ia seolah-olah menjadi acuan dalam memecahkan berbagai persoalan dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena yang diselesaikan filsafat pendidikan islam itu adalah bidang filosofinya yang menjadi akar dari setiap permasalahan kependidikan. Dengan berpedoman pada filsafat pendidikan ini setiap masalah pendidikan akan dapat dipecahkan secara komprehensif, intergrated, dan tidak parsial, tambal sulam atau sepotong-potong.
Namun demikian, uraian tentang fungsi filsafah pendidikan Islam tersebut memberi kesan terlalu umum dan abstrak. Fungsi filsafat pendidikan yang lebih kongkret lagi dijelaskan oleh Ahmad D. Marimba. Menurutnya, filsafat pendidikan dapat menjadi pegangan pelaksanaan pendidikan yang menghasilkan generasi-generasi baru yang berkepribadian muslim. Generasi-generasi baru ini selanjutnya akan mengembangkan usaha-usaha pendidikan dan mungkin mengadakan  penyempurnaan atau penyusunan kembali filsafat yang mendasari usaha-usaha pendidikan itu sehingga membawa hasil yang lebih besar.
Selanjutnya Muzayyin Arifin mengatakan, bila dilihat dari fungsinya maka filsafat pendidikan Islam merupakan pemikiran mendasar yang melandasi dan mengarahkan proses pelaksanaan pendidikan Islam. Oleh karena itu, filsafat ini juga memberikan gambaran tentang sampai di mana proses tersebut dapat direncanakan dan dalam ruang lingkup serta dimensi bagaimana proses tersebut dilaksanakan. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa filsafat pendidikan Islam itu juga bertugas melakukan kritik-kritik tentang metode-metode yang digunakan dalam proses pendidikan Islam itu serta sekaligus memberikan pengarahan mendasar tentang bagaimana metode tersebut harus digunakan atau diciptakan agar efeltif untuk mencapai tujuan. Dari uraiannya ini, lebih lanjut Muzayyin Arifin menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam itu seharusnya bertugas dalam 3 (tiga) dimensi, yakni:
1.    Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam.
2.    Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut.
3.    Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan tersebut.
Dengan memperhatikan uraian tersebut dapat diketahui ternyata filsafat pendidikan Islam berfungsi mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis, universal, dan radikal terhadap berbagai masalah yang beroperasi dalam bidang pendidikan dengan menempatkan Al-Qur’an sebagai dasar acuannya. Dengan demikian, jika dijumpai permasalahan yang terdapat dalam bidang pendidikan, maka cara penyelesaiannya yang ideal dan komprehesif harus dimulai dari tinjauan filosofinya, karena pemecahan yang ditawarkan filsafat pendidikan ini sifatnya menyeluruh, komprehensif, mendasar, dan sistematis, sebagaimana hal itu menjadi cirii khas dari pemikiran filsafat.[8]
Pendidikan Islam mempunyai peranan yang penting sekali dalam perkembangan ilmu pengetahuan itu, yaitu untuk mengarahkannya kepada kebaikan dan menjadikannya bermanfaat bagi manusia yang dapat menumbuhkan iman serta menyuburkan pertumbuhannya. Menurut pendapat Ali Saifullah H.A bahwa apabila seseorang mempelajari ilmu filsafat pendidikan ataupun Filsafat Pendidikan Islam harus mengetahui sejauh mana manfaatnya, sebagaimana disebutkan olehnya:[9]
1.    Memberikan kesempatan kepada setiap pendidik untuk membiasakan diri mengadakan perenungan mendalam terhadap teori, betapa pun kurang atau belum sempurnanya teori tersebut.
2.    Akan memberikan pengertian yang mendalam akan problem esensial dan dasar pertimbangan mana yang harus kita gunakan dalam menyelesaikan problem pendidikan.
3.    Membiasakan para pendidik dan guru agar mengutamakan berfikir kritis dan reflektif dalam meyelesaikan problem-problem kehidupan dan penghidupan manusia, dan terutama problema yang mendasar dalam pendidikan.
4.    Memberikan kesempatan pada pendidikan dan guru untuk selalu berusaha meninjau kembali pandangan dasar-dasar filsafat pendidikan yang selama ini diyakini kebenarannya.
5.    Bahwa berdasar atas kenyataan keragaman aliran-aliran filsafat pendidikan, dalam pengertian betapa banyak pandangan tentang dasar-dasar dan tujuan pendidikan, maka dituntut kepada mereka para pendidik dan guru untuk meninjau segala perbedaan tersebut secara kritis, reflektif, bebas, dan terbuka.

C.      Urgensi Filsafat Pendidikan Islam
            Dalam menentukan suatu filasafat pendidikan, sekalipun dengan maksud sederhana mempunyai kepentingan yang sangat besar bagi setiap pendidikan yang berusaha ke arah perbaikan, kemajuan dan bangunan dasar. Pendidikan tidak akan tumbuh, berkembang dan selaras dalam bidang kemajuan, selagi tidak bersandar pada pemikiran filsafat yang selalu disertai dengan perubahan pembaharuan dalam dunia yang selalu bertarung dengan ilmu dan teknologi.
            Jadi filsafat pendidikan yang baik haruslah memberi pedoman kepada perancang-perancang dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Hal tersebut akan mewarnai segala perbuatan mereka dengan hikmah, menghubungkan uaha-usaha pendidikan mereka dengan filsafat umum, untuk negara dan bangsa, disamping juga menjauhkan dari sifat-sifat meraba dan mencari penyelesaian yang cepat dalam menyelesaikan masalah pendidikan.
            Zuhairini memberikan penjelasan terhadap pentingnya filsafat pendidikan Islam, yakni bahwa filsafat pendidikan Islam sebagai bagian dari filsafat Islam dan sekaligus juga sebagai bagian dari ilmu pendidikan. Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam berperan dalam mengembangakan filsafat Islam, dan memperkaya filsafat Islam dengan konsep-konsep dan pandangan filosofis dalam bidang kependidikan. Dan ilmu pendidikan pun akan dilengkapi dengan teori-teori kependidikan yang bersifat filosofis Islami.
            Sedangkan secara praktis (dalam prakteknya), filsafat pendidikan Islam banyak berperan dalam memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai macam problem yang dihadapi oleh pendidikan Islam, dan memberikan pengarahan terhadap perkembangan pendidikan Islam:
a.    Pertama-tama filsafat pendidikan Islam akan menunjukkan problema yang dihadapi pendidikan Islam, sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam, dan berusaha untuk memahamiduduk masalahnya.
b.    Filsafat pendidikan Islam dapat memberikan pandangan tertentu tentang manusia (menurut Islam). Pandangan tentang hakekat manusia tersebut, berkaitan dengan tujuan pendidikan menurut Islam. Filsafat pendidikan dapat berperan untuk menjabarkan tujuan umum pendidikan Islam tersebut, dalam bentuk tujuan-tujuan khusus yang operasional. Dan tujuan yang operasional ini berperan untuk mengarahkan secara nyata gerak dan aktivitas pelaksanaan pendidikan.
c.    Filsafat pendidikan Islam dengan analisanya terhadap hakekat manusia, berkesimpulan bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan yang harus ditumbuhkan dan dikembangakan.
d.   Filsafat pendidikan Islam, dalam analisanya terhadap masalah-masalah pendidikan Islam masa kini yang dihadapinya, akan dapat memberikan informasi apakah proses pendidikan Islam yang berjalan selama ini, mampu mencapai tujuan pendidikan Islam yang ideal atau tidak, dapat merumuskan dimana letak kelemahannya, dan dengan demikian bisa memberika alternatif-alternatif perbaikan dan perkembangannya.[10]
            Dengan demikian peranan filsafat pendidikan Islam mempunyai dua arah, yaitu pertama ke arah pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam, yang secara otomatis akan mengahsilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan Islam, dan ke dua ke arah perbaikan dan pembaharuan praktek dan pelaksanaan pendidikan Islam.
            Inilah diantara yang terpenting yang kita peroleh dari menemukan, memahami, dan mengkaji filsafat pendidikan. Faedah ini seharusnya mendorong kita untuk menciptakan filsafat pendidikan, karena kita akan mendapat bahan penting dan asasi ke arah perbaikan kualitas pendidikan kita. Kalau kita membicarakan pentingnya filsafat pendidikan untuk umat Islam yaitu filsafat pendidikan yang berasal dari prinsip-prinsip dan ruh Islam, maka sudah termuat dan terwakili oleh batasan-batasan di atas dan kita tinggal memindahkan saja ke dalam filsafat pendidikan Islam.
            Akhirnya dari pembahasan yang sudah panjang lebar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa urgensi dan fungsi filsafat pendidikan Islam bagi guru, pengajar maupun pakar pendidikan Islam tidak perlu diragukan lagi. Karena pendidikan tanpa dijiwai oleh filsafat pendidikan tidak akan berjalan dengan baik dan sempurna serta akan kesulitan dalam menentukan arah dan tujuan yang diharapkan.
            Hubungan pendidikan dan filsafat adalah suatu keharusan, karena filsafat itu sendiri sebagai teori dasar, konsep umum, pedoman dan kompas kemana seharusnya pendidikan itu difungsikan dengan baik dan tepat. Sedangkan pendidikan itu adalah hasil dari penerapan tentang teori filsafat yang telah direncanakan dengan matang, mendalam dan kritis tentang tujuan yang diharapkan.
Tujuan filsafat pendidikan pada hakekatnya identik dengan tujuan ajaran Islam. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu al-Qur’an dan Hadis. Filsafat pendidikan Islam berperan ke dua arah yaitu pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam, yang secara otomatis akan menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan Islam, dan yang ke dua ke arah perbaikan dan pembaharuan praktek dan pelaksanaan pendidikan Islam (peranan teoritis dan praktis).[11]













BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
            Terdapat bergagai macam pendapat yang mengemukakan tentang fungsi filsafat pendidikan Islam, dan dari pendapat- pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam berfungsi untuk mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis, universal, dan radikal terhadap berbagai masalah yang beroperasi dalam bidang pendidikan dengan menempatkan Al-Qur’an sebagai dasar acuannya.
            Zuhairini memberikan penjelasan terhadap pentingnya filsafat pendidikan Islam, yakni bahwa filsafat pendidikan Islam sebagai bagian dari filsafat Islam dan sekaligus juga sebagai bagian dari ilmu pendidikan. Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam berperan dalam mengembangakan filsafat Islam, dan memperkaya filsafat Islam dengan konsep-konsep dan pandangan filosofis dalam bidang kependidikan. Dan ilmu pendidikan pun akan dilengkapi dengan teori-teori kependidikan yang bersifat filosofis Islami.

B.  Saran
            Demikianlah hasil makalah kami, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya yang  lebih baik.









DAFTAR PUSTAKA

Zuhairini. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1992.

Al Syaibany. Falsafah Al Tarbiyah Al IslamiyahTerjemah  Hasan Tanggulung. Jakarta: Bulan Bintang: 1979.

Jalaluddin, dkk. Filsafat Pendidikan Islam (Konsep dan Perkembangan Pemikiran): Jakarta.1996.

Adri Efferi. Filsafat Pendidikan Islam. Kudus: Nora Media Enterprise. 2011.        

Abudin Nata. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997.

Abdul Aziz. Filsafat Pendidikan Islam Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam. Yogyakarta. Sukses Offset. 2009.
                                                                



[1] Zuhairini. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1992. Hlm. 16.
[2] Al Syaibany. Falsafah Al Tarbiyah Al Islamiyah. Terjemah  Hasan Tanggulung. Jakarta: Bulan Bintang. 1979. Hlm. 26.

[3] Adri Efferi. Filsafat Pendidikan Islam. Kudus: Nora Media Enterprise. 2011. Hlm. 10-11
[4] Abdul Aziz. Filsafat Pendidikan Islam Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam. Yogyakarta. Sukses Offset. 2009. Hal. 12-13
[5] Jalaluddin, dkk. Filsafat Pendidikan Islam (Konsep dan Perkembangan Pemikiran) Jakarta.1996. Hlm. 27
[6] Adri Efferi. Op.cit., Hlm. 23
[7] Abudin Nata. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997. Hlm. 17
[8] Ibid, hlm. 18-19
[9]Abdul Aziz. Op.cit., Hlm. 27
[10] Adri Efferi. Op.cit.,  Hlm. 23-25
[11] Ibid,. Hlm. 27