Jumat, 29 Januari 2016

contoh analisis skripsi

Nama               : Rani Qoimatus Salafiyah
NIM                : 1310210009
Kelas               : PBA-A
Mata Kuliah    : Metodologi Penelitian Kualitatif
 


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
DALAM PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PADA MATA PELAJARAN FIQIH
DI MTS NU MATHOLI’UL HUDA KALIWUNGU KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh:
Noor Afifah


A.    Masalah
1.      Cara penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs NU Matholi’ul Huda Kaliwungu Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014.
2.      Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dalam pengembangan keterampilan berpikir kritis siswapada mata pelajaran Fiqih di MTs NU Matholi’ul Huda Kaliwungu Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014.

B.    Fokus
Peneraan model pembelajaran berbasis masalah dalam mata pelajaran Fiqih.

C.    Teori
1.      Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Nurhadi dkk, memaparkan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)  adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
2.      Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan atau keterampilan berpikir dan pemecahan masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik, dan menjadi siswa yang mandiri.
3.      Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah
Nurhadi, dkk, mengemukakan berbagai pengembangan pembelajaran berbasis masalah telah memberikan model pembelajaran karakteristik sebagai berikut:
a.       Pengajuan pertanyaan atau masalah
b.      Berfokus pada keterkaitan antardisiplin
c.       Penyelidikan autentik
d.      Menghasilkan produk dan memamerkannya
e.       Kolaborasi
4.      Macam-macam Pembelajaran Berbasis Masalah
Macam-macam pembelajaran berbasis masalah antara lain:
a.       Pembelajaran berbasis proyek (project-based instruction), pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk pembelajarannya.
b.      Pembelajaran berbasis pengalaman (experience-based instruction), pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa melakukan percobaan guna mendapatkan kesimpulan yang benar dan nyata.
c.       Belajar autentik (authentic learning), pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah yang penting dalam konteks kehidupan nyata.
d.      Pembelajaran bermakna (anchored instruction), pendekatan yang mengikuti metodologi sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
5.      Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
Di dalam kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, peran guru di dalam kelas antara lain:
a.       Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari
b.      Memfasilitasi/ membimbing penyelidikan misalnya melakukan pengamatan atau melakukan eksperimen/ percobaan
c.       Memfasilitasi dialog siswa
d.      Mendukung belajar siswa
6.      Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi siswa yang otonom dan mandiri
7.      Kelebihan dan Kekurangan dalam Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Kelebihan dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah ini antara lain:
a.       Siswa akan terbiasa menyelesaikan masalah dan merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah
b.      Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman sekelompok
c.       Makin mengakrabkan guru dengan siswa
d.      Membiasakan siswa dalam menerapkan metode eksperimen
Sementara itu kelemahan dari penerapan model ini antara lain:
a.       Tidak banyak guru yang mampu mengantar siswa kepada pemecahan masalah
b.      Seringkali memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang panjang
c.       Aktivitas siswa yang dilaksanakan di luar sekolah sulit di pantau guru
8.      Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah.
9.      Macam-macam Cara Guru Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis
Berikut merupakan beberapa cara yang para guru gunakan untuk membangun pemikiran kritis dalam rencana pelajaran mereka:
a.       Tanyakan tidak hanya apa yang terjadi, tetapi juga “bagaimana” dan “mengapa”
b.      Periksalah “fakta-fakta” yang dianggap bena untuk menentukan apakah terdapat bukti untuk mendukungnya
c.       Berargumen dengan cara bernalar daripada menggunakan emosi
d.      Kenalilah, bahwa kadang-kadang terdapat lebih dari satu jawaban atau penjelasan yang bagus
e.       Bandingkan beragam jawaban dari sebuah pertanyaan dan nilailah yang mana yang benar-benar merupakan jawaban yang terbaik
f.       Evaluasilah dan lebih baik menanyakan apa yang diakatakan orang lain daripada segera menerimanya sebagai kebenaran
g.      Ajukan pertanyaan dan lakukan spekulasi lebih jauh yang telah kita ketahui untuk menciptakan ide-ide baru dan informasi baru

D.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan tentang penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs NU Matholi’ul Huda Kaliwungu Kudus.
2.      Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis setelah diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan supervisi agar dalam pembelajaran fiqih dapat lebih optimal, sehingga tercipta siswa yang berintelektual islami dan memiliki skill yang memadai.
b.      Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi para guru agar dapat ditindak lanjuti demi meningkatkan kualitas siswa.
c.       Bagi siswa
Dapat menimbulkan keaktifan, menumbuhkan aktifitas dan kreatifitas peserta didik untuk lebih giat lagi dalam belajar fiqih.
d.      Bagi peneliti

Dapat menambah pengalaman secara langsung bagaimana pengguanaan strategi pembelajaran yang baik dan tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar