PENDIDIKAN MENURUT AHMAD TAFSIR
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Tafsir
Dosen Pengampu: Drs. Zumrodi, M. Ag

Disusun
Oleh :
1. Rani
Qoimatus Salafiyah :
1310210009
2. Tri
Bowo Krismawanto :
1310210020
![]() |
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
TARBIYAH (PBA)
TAHUN 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Islam mengakui betapa pentingnya pendidikan. Ayat yang
pertama turun adalah perintah untuk membaca dalam surat Al-Alaq ayat 1. Itu
menunjukkan pentingnya belajar dan pendidikan dalam kehidupan manusia.
Dalam beribadah pun, ilmu pengetahuan sangat penting.
Karena ibadah yang tepat didasarkan pada ilmu pengetahuan yang cukup
baik mengenai tata cara ibadah itu sendiri maupun aqidah dalam peribadatan itu
sendiri.
Ada dua kelompok teori pendidikan sekarang,
yaitu teori pendidikan barat, (ini disebut modern) dan teori
pendidikan Islam yaitu berdasarkan Quran dan Hadits. Namun ternyata pengelola
sekolah Islam sendiri belum benar-benar menyintesiskan kedua teori ini. Kita lihat
untuk meningkatkan mutu pembelajaran, kebanyakan orang Islam menggunakan teori
barat.
Lebih sering lagi kita lihat, banyak sekolah Kristen
yang maju. Sementara siswa ber-KTP Islam malah bobrok akhlaknya. Mengapa bias
teprjadi hal demikian? Bagaimana sebenarnya pendidikan dalam perspektif Islam
sendiri?
Padahal pendidikan Islam mampu bersaing dengan teori
pendidikan manapun. Jika saja teori yang digunakan betul-betul mengadaptasi
pendidikan Islam, dengan dilaksanakan secara jujur, Insya allah tujuan pendidikan
Islam akan cepat tercapai yaitu membentuk siswa yang taqwa.
Untuk itulah makalah ini disusun. Dalam
makalah ini diuraikan definisi pendidikan Islam, pendidikan dalam perspektif
Islam, sampai kurikulum menurut Islam.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi Ahmad Tafsir?
2. Apa pengertian pendidikan dalam Islam?
3. Apa tujuan umum pendidikan Islam?
4. Bagaimana kurikulum dalam pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi Ahmad Tafsir
Ahmad Tafsir lahir
di Bengkulu 19
April 1942. Pendidikannya diawali di
Sekolah Rakyat (sekarang
SD) di Bengkulu,
melanjutkan sekolah di PGA
(Pendidikan Guru Agama)
6 tahun di
Yogyakarta. Selanjutnya belajar di
Fakultas Tarbiyah IAIN
Yogyakarta, dan menyelesaikan
Jurusan Pendidikan Umum tahun 1969. Tahun 1975-1976 (selama 9 bulan) mengambil
Kursus Filsafat di IAIN Yogyakarta. Tahun 1982
mengambil Program S2
di IAIN Jakarta.
Tahun 1987 sudah menyelesaikan S3
di IAIN Jakarta
juga. Sejak tahun
1970, Ahmad Tafsir mengajar
di Fakultas Tarbiyah
IAIN Bandung, sampai
sekarang. Tahun 1993, Guru
Besar Ilmu Pendidikan
ini mempelopori berdirinya
Asosiasi Sarjana Pendidikan Islam
(ASPI). Sejak Januari
1997 diangkat menjadi Guru Besar pada Fakultas Tarbiyah
IAIN Bandung.[1]
B. Pengertian Pendidikan dalam
Islam
Menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan
adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani anak didiknya menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Selain itu, Ahmad Tafsir juga
berpendapat bahwa pendidikan merupakan arti dari kata Tarbiyah kata
tersebut berasal dari tiga kata yaitu: rabba-yarbu yang artinya
bertambah, tumbuh, dan rabbiya- yarbaa berarti menjadi besar, serta rabba-yarubbu
yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, memelihara.
Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu
Pendidikan Dalam Perspektif Islam (1994: 14-23), menuliskan beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian pendidikan, diantaranya adalah:
1. Konferensi Internasional
Pendidikan Islam Pertama (First World Conference on Muslim Education ) yang
diselenggarakan oleh Universitas King Abdul Azis, Jeddah pada tahun 1977 belum
meerumuskan definisi yang jelas tentang definisi pendidikan menurut Islam.
Dalam bagian “Rekomendasi” Konferensi tersebut, para peserta hanya membuat
kesimpulan bahwa pengertian pendidikan menurut Islam ialah keseluruhan
pengertian yang terkandung di dalam istilah ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib.
2. Sayid Muhammad al-Naquib-Attas
mencoba menjelaskan ketiga istilah bahasa Arab ini. Menurut Muhammad
al-Naquib-Attas dalam bukunya (1984:52), istilah ta’di adalah istilah yang
paling tepat menggambarkan pengertian pendidikan, sementara istilah tarbiyah
terlalu luas, karena pendidikan menurut istilah ini mencakup pendidikan untuk
hewan.
3. Abdurrahman al-Nahlawi
(1989:31-33) merumuskan definisi pendidikan justru dari kata at-tarbiyah. Dari
segi bahasa, tarbiyah berasal dari tiga kata : betrambah, mejnadi besar,
memperbaiki.
4. Imam Al-Baidlawi di dalam
tafsirnya arti kata ar-rabb adalah at-tarbiyah, yaitu menyampaikan sesuatu
sedikit demi sedikit sehinga sempurna.
5. Berdasarkan ketiga kata itu
Abdurrahman al-Nahlawi menyimpulkan bahwa pendidikan (tarbiyah) terdiri atas
empat unsur yaitu:
v
Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa (baligh)
v
Mengembangkan seluruh potensi
v
Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan
v
Dilaksanakan secara bertahap.
Dari sini dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah pengembangan seluruh potensi anak didik
secara bertahap menurut ajaran Islam. Tetapi pengertian yang dikandung oleh
istilah tarbiyah ini memang belum disepakati oleh para ahli pendidikan Islam.
6. Abdul Fattah (1988:27), proses
ta’lim justru lebih universal dibandingkan dengan proses tarbiyah.
7. Jalal dalam Al Baqarah ayat 30-34 terkandung pengertian bahwa kata
ta’lim jangkauannya lebih luas daripada tarbiyah.
Dari banyaknya pendapat ini Ahmad
Tafsir (2010) menyimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan yang
diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal
sesuai dengan ajaran Islam.[2]
C. Tujuan Umum Pendidikan dalam Islam
Untuk merumuskan tujuan pendidikan Islam seyogyanya
kita mengetahui hakikat manusia menurut Islam. Menurut Islam, manusia adalah
makhluk ciptaan Allah, ia tidaklah muncul dengan sendirinya atau berada oleh
dirinya sendiri. Al Quran surat Al-‘Alaq ayat 2 menjelaskan bahwa manusia
dijadikan oleh Allah dari segumpal darah, AlQuran surat at-Thariq
ayat 5 menjelaskan bahwa manusia dijadikan oleh Allah, surat A-Rahman ayat 3
menyebutkan bahwa yang menjadikan manusia itu adalah Tuhan (Allah).
Ciri
manusia sempurna menurut Islam yaitu :
1. Jasmani yang sehat serta kuat dan berketerampilan
2. Cerdas serta pandai
3. Rohani yang berkualitas tinggi
Setelah mengetahui manusia dalam perspektif Islam,
tujuan pendidikan Islam dapat dirumuskan. Menurut Abdu Fatah (1988:119), Tujuan
umum pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Ia
mengatakan bahwa tujuan umum ini akan mewujudkan tujuan-tujuan khusus.
Al-Abrasyi merinci tujuan akhir pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1. Pembinaan akhlak
2. Menyiapkan anak didik untuk kehidupan dunia dan
akhirat
3. Penguasaan Ilmu
4. Keterampilan bekerja dalam masyarakat
Munir
Mursi menyebutkan tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1. Bahagia di dunia dan akhirat
2. Menghambakan diri kepada allah
3. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan
masyarakat Islam.
Berdasarkan
pendapat para ahli di atas, Ahmad Tafsir (2010) menyimpulkan :
1. Tujuan umum pendidikan Islam adalah Muslim
yang sempurna atau manusia yang taqwa atau manusia
beriman atau manusia yang beribadah kepada Allah SWT
2. Muslim yang sempurna ialah manusia ang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
v
Jasmani
, yang sehat,kuat, berketerampilan
v
Akalnya
sehar serta pandai, dengan ciri:
a)
Mampu
menyelesaikan masalah secara cepat dan tepat
b)
Mampu
menyelesaikan masalah secara ilmiah dan filosofis
c)
Memiliki
dan mengembangkan sains
d)
Memiliki
dan mengembangkan filsafat
v Hatinya taqwa kepada Allah SWT, dengan ciri :
a) Dengan sukarela menjalankan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya
b) Hati yang berkemampuan berhubungan dengan alam gaib
Ahmad tafsir menyebutkan bahwa
tujuan pendidikan pada dasarnya ditentukan oleh pandangan hidup (way of life)
orang yang mendisain pendidikan itu dan manusia terbaik menurut orang tertentu.
Mungkin saja seseorang tidak akan mampu menggambarkan dengan kata-kata tentang
bagaimana manusia yang baik yang ia maksud. Sekalipun demikian menurut Ahmad
Tafsir tetap saja ia menginginkan tujuan pendidikan itu haruslah manusia
terbaik. Tujuan pendidikan sama dengan tujuan manusia. Manusia menginginkan
semua manusia, termasuk anak keturunannya, menjadi manusia yang baik.
Lebih lanjut Ahmad Tafsir
menyebutkan bahwa tujuan pendidikan itu untuk menjadikan manusia yang baik dan
dan menjadi peribadi yang utuh, peribadi yang utuh adalah peribadi yang
konsisten antara pengetahuan, sikap dan perilakunya, jadi ada singkronisasi
antara kecerdasan kognitif, afektif, dan psikomotor, serta terbentuk kecerdasa
emosionalnya. Mungkin itulah salah satu cara yang di ungkapkan Ahmad tafsir
bawa untuk menjadi manusia yang baik itu diantaranya dengan cara konsisten
antara pengetahuan, sikap dan tindakan sehingga tercapai manusia yang utuh.[3]
D. Kurikulum
dalam Pendidikan Islam
Kerangka
kurikulum adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
2. Isi kurikulum
3. Metode
4. Evaluasi
Jika
kita terabkan itu dalam mendesain kurikulum langkah-langkahya adalah sebagai
berikut :
1.
Kita
hendaknya melaksanakan suatu pendidikan sekolah.
Langkah pertama : rumuskan tujuan
sejelas mungkin. Tujuan biasanya masih umum itu perlu dijabarkan menjadi tujuan
yang lebih kecil sehingga kita memperoleh tujua yang banyak dan spesifik
2. Bila tujuan sudah
dirumuskan sampai kepada rumusan operasional, maka langka kedua adalah
menentukan isi kurikulum yang isinya adalah materi pengetahuanatau mata
pelajaran dari berbagai kegiatan . Dari sini kita dapat membuat mata pelajaran
dankegiatan serta silabusnya masing-masing
3. Langkah
selanjutnya ialah menentukan cara mencapai tujuan itu. Di sini banyak sekali
teori yang harus dipertimbangkan, sebab metode belajar mengajar itu merupakan
racikan teori-teori dari disiplin psikologi, metodologi pengajaran, teknik
evaluasi, didaktik, pada umumnya, pengetahuan tentang alat pengajaran.
4. Langkah
terakhir ialah menentukan teknik dan alat evaluasi. Langkah ini tidak
bersangkutan langsung dengan isi dan proses belajar mengajar. Evaluasi
bersangkutan langsung dengan tujuan.
Al Abrasyi memberi judul untuk bab kurikulum dalam
bukunya dengan “Prinsip yang dipertimbangkan dalam
Menyiapkan Kurikulum Pendidikan Islam.” Jadi, ia hanya
mengemukakan prinsip-prinsip. Menurutnya, dalam merencanakan kurikulum bagi
pendidikan Islam harus dikembangkan sebagai berikut:
1. Harus ada mata pelajaran yang bertujuan untuk mendidik
rohani atau hati
2. Mata pelajaran harus ada yang berisi tuntunan
carahidup
3. Mata pelajaran hendaknya mengandung kelezatan ilmiah
4. Mata pelajaran harus bermanfaat secara
praktis dalam kehidupan
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pendidikan
dalam perspektif Islam memiliki banyak pendapat, yaitu ada yang
mengistilahkan tahdib, tarbiyah, dan tahdib.
2.
Pendidikan
Islam adalah upaya bimbingan mengoptimalkan potensi siswa menjadi bertaqwa dan
beriman.
3.
Pendidikan
Islam memiliki tujuan untuk menjadikan manusia menjadi sempurna yaitu taqwa
4.
Kerangka dari
kurikulum pada dasarnya harus meliputi Tujuan, Isi, Metode, dan evaluasi.
B. Saran
Demikianlah hasil makalah kami, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan, sehingga kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmu-pendidikan-dalam-perspektif-islam-menurut-Amad-Tafsir.html diakses tanggal 13 Mei 2014 jam
07.45
http://konsep-pendidikan-menurut-Ahmad-Tafsir.html diakses tanggal 13 Mei 2014 jam
07.52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar