FUNGSI DAN URGENSI
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu
: Ahmad Falah, M, Ag

Disusun Oleh :
1. Indana Alva Chusna (1310210002)
2. Rani Qoimatus Salafiyah (1310210009)
3. Tri Bowo Krismawanto (1310210020)
![]() |
||
![]() |
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
TARBIYAH (PBA)
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai dua arti,
dalam arti luas dan arti sempit. Pendidikan dalam arti luas adalah semua orang
yang berkewajiban membina anak-anak, secara alamiah semua anak, sebelum mereka
dewasa menerima pembinaan dari orang-orang dewasa agar mereka dapat berkembang
dan bertumbuh secara wajar. Kedua pendidik ini diberi pelajaran tentang
pendidikan dalam waktu relatif lama agar mereka dapat menguasai ilmu itu dan
terampil melaksanakannya di lapangan.
Kegiatan pendidikan tersebut
melalui suatu proses perpindahan (transmisi), baik dalam bentuk informal,
formal, maupun non formal. Bahkan lebih jauh Lodge mengatakan bahwa Pendidikan
dan proses hidup dan kehidupan manusia itu berjalan serempak, tidak terpisah
satu sama lain, Life is education and education is life.
Dengan demikian pendidikan
menyandang misi keseluruhan aspek kebutuhan hidup dan berproses sejalan dengan dinamikanya
hidup serta perubahan-perubahan yang terjadi. Sehingga diperoleh relevansi dan
kemampuan menjawab tantangan serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
oleh manusia.
Dalam mempelajari filsafat
pendidikan islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis,
logis dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan. Pemikiran filsafah pada
hakekatnya adalah usaha menggerakkan semua potensi psikologis manusia seperti
pemikiran, kecerdasan, kemauan, perasaan, ingatan serta pengamatan tentang
gejala kehidupan terutama manusia dan alam sekitarnya sebagai ciptaan Tuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian filsafat pendidikan Islam?
2. Apa fungsi
filsafat pendidikan Islam?
3. Apa urgensi
filsafat pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertiaan Filsafat Pendidikan Islam
Tidak semua masalah kependidikan
bisa dipecahkan dengan menggunakan metode ilmiah semata-mata. Banyak diantara
masalah-masalah kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan-pertanyaan
filosofis, yang memerlukan pendekatan-pendekatan filosofis pula dalam
pemecahannya. Analisa filsafat terhadap masalah-masalah kependidikan tersebut,
dengan berbagai cara pendekatannya, akan dapat menghasilkan pandangan-pandangan
tertentu mengenai masalah-masalah kependidikan, dan atas dasar itu bisa disusun
secara sistematis teori-teori pendidikan. Disamping itu jawaban-jawaban yang
dikemukakan oleh jenis dan aliran filsafat tertentu sepanjang sejarah terhadap
problematika pendidikan yang dihadapinya, menunjukkan pandangan-pandangan tertentu,
yang akan memperkaya teori-teori pendidikan.[1]
Pengertian filsafat pada bahasa
asalnya Yunani Kuno adalah “cinta akan kebenaran atau hikmah”. Sedangkan
pengertian filsafat secara umum dapat diketahui bahwa filsafat itu bukanlah
hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha untuk
mendapatkannya. Dengan pengertian itu, maka filosof adalah orang yang mencintai
hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya, dan
menciptakan sikap positif terhadapnya. Selain itu, mencari hakekat sesuatu,
berusaha menghubungkan sebab dan akibat dan berusaha menafsirkan
pengalaman-pengalaman manusia.[2]
Filosof pendidikan dan juga
filosof umum telah berusaha mencari yang hak dan hakekatnya serta masalah yang
berkaitan dengan proses pendidikan. Jadi filsafat pendidikan adalah pelaksanaan
pandangan filsafat dan kaidahnya dalam bidang pendidikan. Sedangkan filsafat
pendidikan Islam terbentuk dari perkataan filsafat, pendidikan dan Islam.
Penambahan kata Islam di akhir gabungan kata tersebut dimaksudkan untuk
membedakan filsafat pendidikan Islam dari pengertian yang terkandung dalam
filsafat pendidikan umum. Dengan demikian filsafat pendidikan Islam mempunyai
pengertian khusus yang ada kaitannya dengan ajaran agama Islam.
John dewey, seorang filosof
Amerika sebagaimana dikutip oleh Imam Barnadib (1997:15) mengatakan bahwa
filsafat adalah teori umum dari pendidikan. Filsafat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dari pengalaman
yang banyak terdapat dalam lapangan pendidikan. Sebuah contoh: konsep mengenai
pandangan dunia dan hidup, dapat menjadi landasan penyusunan konsep, tujuan dan
metodologi pendidikan, di dukung oleh pengalaman pendidik dalam menuntun
pertumbuhan dan perkembangan anak.[3]
Selanjutnya setiap filsafat
pendidikan perlu terlebih dahulu menjelaskan corak manusia yang dikehendaki
atau yang hendak di capai, sebab pada akhirnya setiap tata nilai suatu
pendidikan tergantung pada kualitas dan watak manusia yang di idealkan.
Apabila sesuatu yang di idealkan
tidak sesuai dengan filsafat yang digunakan maka akan terjadi ketidak cocokan
(inconsistency), tidak hanya dalam kiprahnya tetapi juga dalam tingkah
lakululusan serta kedalaman mutu yang tidak dapat diabdikan dalam masyarakat
tidak dapat dilanjutkan pada suatu proses pendidikan yang lebih tinggi sehingga
merendahkan harkat dan martabat lulusannya, baik dilihat dari segi intelektual
maupun dari segi perilaku fungsionalnya.
Dari sini dapat diketahui bahwa
filsafat pendidikan Islam adalah konsep berpikir tentang pendidikan yang
bersumberkan atau berlandaskan ajaran-ajaran agama Islam tentang hakekat
kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangakan serta dibimbing menjadi
manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.
Filsafat pendidikan Islam juga
dapat diartikan sebagai studi tentang pandangan filosofis dari sistem dan
aliran dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat
Islam. Di samping itu, filsafat pendidikan Islaam juga merupakan studi tentang
penggunaan dan penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan
problematika pendidikan umat Islam, selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang
jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam. Sehingga filsafat pendidikan
Islam bisa dikatakan lebih bersifat tradisional dan kritis. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Imam Barnadib bahwa filsafat pendidikan itu
mempunyai dua corak, yaitu corak tradisional dan corak filsafat yang kritis. Filsafat
tradisional adalah filsafat sebagaimana adanya, sistematika, jenis serta
alirannya sebagaimana dijumpai dalam sejarah.[4]
Secara khusus filsasfat pendidikan
Islam adalah suatu analisis atau pemikiran rasional yang dilakukan secara
kritis, radikal, sistematis, dan medologis untuk memperoleh pengetahuan
mengenai hakekat pendidikan.
B. Fungsi Filsafat Pendidikan Islam
Sebagai
teori umum mengenai sistem pendidikan, maka filsafat pendidikan Islam menjadi
sangat penting. Filsafat Pendidikan Islam berfungsi sebagai peletak dasar bagi
kerangka dari sistem pendidikan yang akan berfungsi sebagai cara untuk
mengaplikasikan ajaran agama Islam di bidang pendidikan, dengan tujuan yang
identik dengan tujuan yang akan dicapai ajaran Islam itu sendiri.
Selanjutnya,
jika pendidikan merupakan proses pelaksanaan mencapai tujuan, maka
filsafat pndidikan Islam berfungsi sebagai pedoman dasar dari sistem yang harus
ditelusuri oleh proses pelaksanaan itu sendiri. Filsafat pendidikan Islam
dengan demikian berfungsi sebagai pembentuk nilai-nilai bagi pendidikan Islam.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka filsafat pendidikan Islam berusaha
meletakkan dasar pemikirannya pada tujuan yang memuat konsep tentang akhlak
yang mulia.
Dua
sasaran pokok yang juga termuat dalam tujuan filsafat pendidikan Islam adalah
meletakkan dasar pemikiran sistem pendidikan yang berdimensi ganda. Dimensi
petama adalah untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan keselamatan hidup
di akhirat. Dimensi kedua berhubungan dengan fitrah kejadian manusia, yaitu
sebagai pengabdi Allah yang setia.[5]
Hasan
Langgulung dalam bukunya Asas-asas pendidikan Islam, telah membahas tentang
fungsi filsafat pendidikan menjadi sembilan kelompok penting yaitu:[6]
1. Untuk memahami sistem pengajaran
2. Menganalisa konsep-konsep dan istilah-istilah
3. Mengkritik asumsi-asumsi dan fakta-fakta
4. Membimbing asas-asas pendidikan
5. Menerima perubahan-perubahan dasar
6. Membimbing sikap para guru dan pengajar
7. Membangkitkan dialog dan persoalan
8. Menghilangkan pertentangan pendidikan, dan
9. Meneruskan rencana-rencana baru
Dengan
demikian dapat diambil pengertian bahwa harus ada pembaharuan dan inovasi
pendidikan agar sesuai dengan kebutuhan hari esok, sebab pendidikan pada dasarnya menyiapkan
generasi-generasi masa depan.
Kegunaan filsafat secara umum ialah untuk
memperoleh pengertian (makna) dan untuk menjelaskan gejala atau peristiwa alam
dan sosial. Itu berarti orang yang berfilsafat harus berpikir obyektif atas
hal-hal yang obyektif, bukan menghayal. Dari situlah, para ahli di bidang
tersebut telah banyak meneliti secara
teoritis mengenai kegunaan Filsafat Pendidikan Islam. Omar Mohammad al-Toumy
al-Syaibany misalnya mengemukakan tiga manfaat dari mempelajari Filsafat
Pendidikan Islam tersebut sebagai berikut:[7]
1. Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang
pendidikan dan orang-orang yang
melaksanakannya dalam suatu Negara untuk membentuk pemikiran sehat
terhadap proses pendidikan. Di samping itu, ia dapat menolong terhadap
tujuan-tujuan dan fungsi-fungsinya serta meningkatkan mutu penyelesaian masalah
pendidikan dan peningkatan tindakan dan keputusan termasuk rancangan-rancangan
pendidikan mereka. Selain itu ia juga berguna untuk memperbaiki peningkatan
pelaksanaan pendidikan serta kaidah dan cara mereka mengajar yang mencakup
penilaian, bimbingan dan penyuluhan.
2. Filsafat pendidikan
dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti yang
menyeluruh. Penilaian pendidikan itu dianggap persoalan yang perlu bagi setiap
pengajaran yang baik. Dalam pengertian yang terbaru, penilaian pendidikan
meliputi segala usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah,
institusi-institusi pendidikan secara umum untuk mendidik angkatan baru dan
warga Negara dan segala yang berkaitan dengan itu.
3. Filsafat pendidikan Islam akan menolong dalam memberikan
pendalaman pikiran bagi faktor-faktor spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi,
dan politik di Negara kita.
Berdasarkan pada kutipan di atas timbul kesan
bahwa kegunaan dan fungsi filsafat pendidikan islam ternyata amat strategis. Ia
seolah-olah menjadi acuan dalam memecahkan berbagai persoalan dalam pendidikan.
Hal ini disebabkan karena yang diselesaikan filsafat pendidikan islam itu
adalah bidang filosofinya yang menjadi akar dari setiap permasalahan
kependidikan. Dengan berpedoman pada filsafat pendidikan ini setiap masalah
pendidikan akan dapat dipecahkan secara komprehensif, intergrated, dan tidak
parsial, tambal sulam atau sepotong-potong.
Namun demikian, uraian tentang
fungsi filsafah pendidikan Islam tersebut memberi kesan terlalu umum dan
abstrak. Fungsi filsafat pendidikan yang lebih kongkret lagi dijelaskan oleh
Ahmad D. Marimba. Menurutnya, filsafat pendidikan dapat menjadi pegangan
pelaksanaan pendidikan yang menghasilkan generasi-generasi baru yang
berkepribadian muslim. Generasi-generasi baru ini selanjutnya akan
mengembangkan usaha-usaha pendidikan dan mungkin mengadakan penyempurnaan atau penyusunan kembali
filsafat yang mendasari usaha-usaha pendidikan itu sehingga membawa hasil yang lebih
besar.
Selanjutnya Muzayyin Arifin
mengatakan, bila dilihat dari fungsinya maka filsafat pendidikan Islam
merupakan pemikiran mendasar yang melandasi dan mengarahkan proses pelaksanaan
pendidikan Islam. Oleh karena itu, filsafat ini juga memberikan gambaran
tentang sampai di mana proses tersebut dapat direncanakan dan dalam ruang
lingkup serta dimensi bagaimana proses tersebut dilaksanakan. Selain itu, ia
juga mengatakan bahwa filsafat pendidikan Islam itu juga bertugas melakukan
kritik-kritik tentang metode-metode yang digunakan dalam proses pendidikan
Islam itu serta sekaligus memberikan pengarahan mendasar tentang bagaimana
metode tersebut harus digunakan atau diciptakan agar efeltif untuk mencapai
tujuan. Dari uraiannya ini, lebih lanjut Muzayyin Arifin menyimpulkan bahwa
filsafat pendidikan Islam itu seharusnya bertugas dalam 3 (tiga) dimensi,
yakni:
1. Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada
proses pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam.
2. Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan
tersebut.
3. Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan
tersebut.
Dengan memperhatikan uraian
tersebut dapat diketahui ternyata filsafat pendidikan Islam berfungsi
mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis,
universal, dan radikal terhadap berbagai masalah yang beroperasi dalam bidang
pendidikan dengan menempatkan Al-Qur’an sebagai dasar acuannya. Dengan
demikian, jika dijumpai permasalahan yang terdapat dalam bidang pendidikan, maka
cara penyelesaiannya yang ideal dan komprehesif harus dimulai dari tinjauan
filosofinya, karena pemecahan yang ditawarkan filsafat pendidikan ini sifatnya
menyeluruh, komprehensif, mendasar, dan sistematis, sebagaimana hal itu menjadi
cirii khas dari pemikiran filsafat.[8]
Pendidikan
Islam mempunyai peranan yang penting sekali dalam perkembangan ilmu pengetahuan
itu, yaitu untuk mengarahkannya kepada kebaikan dan menjadikannya bermanfaat
bagi manusia yang dapat menumbuhkan iman serta menyuburkan pertumbuhannya.
Menurut pendapat Ali Saifullah H.A bahwa apabila seseorang mempelajari ilmu filsafat
pendidikan ataupun Filsafat Pendidikan Islam harus mengetahui sejauh mana
manfaatnya, sebagaimana disebutkan olehnya:[9]
1. Memberikan kesempatan kepada setiap pendidik untuk
membiasakan diri mengadakan perenungan mendalam terhadap teori, betapa pun
kurang atau belum sempurnanya teori tersebut.
2. Akan memberikan pengertian yang mendalam akan problem
esensial dan dasar pertimbangan mana yang harus kita gunakan dalam menyelesaikan
problem pendidikan.
3. Membiasakan para pendidik dan guru agar mengutamakan
berfikir kritis dan reflektif dalam meyelesaikan problem-problem kehidupan dan
penghidupan manusia, dan terutama problema yang mendasar dalam pendidikan.
4. Memberikan kesempatan pada pendidikan dan guru untuk
selalu berusaha meninjau kembali pandangan dasar-dasar filsafat pendidikan yang
selama ini diyakini kebenarannya.
5. Bahwa berdasar atas kenyataan keragaman aliran-aliran
filsafat pendidikan, dalam pengertian betapa banyak pandangan tentang
dasar-dasar dan tujuan pendidikan, maka dituntut kepada mereka para pendidik
dan guru untuk meninjau segala perbedaan tersebut secara kritis, reflektif,
bebas, dan terbuka.
C. Urgensi Filsafat Pendidikan Islam
Dalam
menentukan suatu filasafat pendidikan, sekalipun dengan maksud sederhana mempunyai kepentingan
yang sangat besar bagi setiap pendidikan yang berusaha ke arah perbaikan,
kemajuan dan bangunan dasar. Pendidikan tidak akan tumbuh, berkembang dan
selaras dalam bidang kemajuan, selagi tidak bersandar pada pemikiran filsafat
yang selalu disertai dengan perubahan pembaharuan dalam dunia yang selalu
bertarung dengan ilmu dan teknologi.
Jadi
filsafat pendidikan yang baik haruslah memberi pedoman kepada
perancang-perancang dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan
pengajaran. Hal tersebut akan mewarnai segala perbuatan mereka dengan hikmah,
menghubungkan uaha-usaha pendidikan mereka dengan filsafat umum, untuk negara
dan bangsa, disamping juga menjauhkan dari sifat-sifat meraba dan mencari
penyelesaian yang cepat dalam menyelesaikan masalah pendidikan.
Zuhairini
memberikan penjelasan terhadap pentingnya filsafat pendidikan Islam, yakni
bahwa filsafat pendidikan Islam sebagai bagian dari filsafat Islam dan
sekaligus juga sebagai bagian dari ilmu pendidikan. Dengan demikian, filsafat
pendidikan Islam berperan dalam mengembangakan filsafat Islam, dan memperkaya
filsafat Islam dengan konsep-konsep dan pandangan filosofis dalam bidang
kependidikan. Dan ilmu pendidikan pun akan dilengkapi dengan teori-teori kependidikan yang
bersifat filosofis Islami.
Sedangkan
secara praktis (dalam prakteknya), filsafat pendidikan Islam banyak berperan
dalam memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai macam problem yang
dihadapi oleh pendidikan Islam, dan memberikan pengarahan terhadap perkembangan
pendidikan Islam:
a. Pertama-tama filsafat pendidikan Islam akan menunjukkan
problema yang dihadapi pendidikan Islam, sebagai hasil dari pemikiran yang
mendalam, dan berusaha untuk memahamiduduk masalahnya.
b. Filsafat pendidikan Islam dapat memberikan pandangan
tertentu tentang manusia (menurut Islam). Pandangan tentang hakekat manusia
tersebut, berkaitan dengan tujuan pendidikan menurut Islam. Filsafat pendidikan
dapat berperan untuk menjabarkan tujuan umum pendidikan Islam tersebut, dalam
bentuk tujuan-tujuan khusus yang operasional. Dan tujuan yang operasional ini
berperan untuk mengarahkan secara nyata gerak dan aktivitas pelaksanaan
pendidikan.
c. Filsafat pendidikan Islam dengan analisanya terhadap
hakekat manusia, berkesimpulan bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan yang
harus ditumbuhkan dan dikembangakan.
d. Filsafat pendidikan Islam, dalam analisanya terhadap
masalah-masalah pendidikan Islam masa kini yang dihadapinya, akan dapat
memberikan informasi apakah proses pendidikan Islam yang berjalan selama ini,
mampu mencapai tujuan pendidikan Islam yang ideal atau tidak, dapat merumuskan
dimana letak kelemahannya, dan dengan demikian bisa memberika alternatif-alternatif
perbaikan dan perkembangannya.[10]
Dengan
demikian peranan filsafat pendidikan Islam mempunyai dua arah, yaitu pertama ke
arah pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam, yang secara
otomatis akan mengahsilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan Islam, dan ke
dua ke arah perbaikan dan pembaharuan praktek dan pelaksanaan pendidikan Islam.
Inilah
diantara yang terpenting yang kita peroleh dari menemukan, memahami, dan
mengkaji filsafat pendidikan. Faedah ini seharusnya mendorong kita untuk
menciptakan filsafat pendidikan, karena kita akan mendapat bahan penting dan
asasi ke arah perbaikan kualitas pendidikan kita. Kalau kita membicarakan
pentingnya filsafat pendidikan untuk umat Islam yaitu filsafat pendidikan yang
berasal dari prinsip-prinsip dan ruh Islam, maka sudah termuat dan terwakili
oleh batasan-batasan di atas dan kita tinggal memindahkan saja ke dalam
filsafat pendidikan Islam.
Akhirnya
dari pembahasan yang sudah panjang lebar di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa urgensi dan fungsi filsafat pendidikan Islam bagi guru, pengajar maupun
pakar pendidikan Islam tidak perlu diragukan lagi. Karena pendidikan tanpa
dijiwai oleh filsafat pendidikan tidak akan berjalan dengan baik dan sempurna
serta akan kesulitan dalam menentukan arah dan tujuan yang diharapkan.
Hubungan
pendidikan dan filsafat adalah suatu keharusan, karena filsafat itu sendiri
sebagai teori dasar, konsep umum, pedoman dan kompas kemana seharusnya
pendidikan itu difungsikan dengan baik dan tepat. Sedangkan pendidikan itu
adalah hasil dari penerapan tentang teori filsafat yang telah direncanakan
dengan matang, mendalam dan kritis tentang tujuan yang diharapkan.
Tujuan filsafat pendidikan pada
hakekatnya identik dengan tujuan ajaran Islam. Keduanya berasal dari sumber
yang sama yaitu al-Qur’an dan Hadis. Filsafat pendidikan Islam berperan ke dua
arah yaitu pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam, yang
secara otomatis akan menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan Islam,
dan yang ke dua ke arah perbaikan dan pembaharuan praktek dan pelaksanaan
pendidikan Islam (peranan teoritis dan praktis).[11]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terdapat bergagai macam
pendapat yang mengemukakan tentang fungsi filsafat pendidikan Islam, dan dari
pendapat- pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam
berfungsi untuk mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran
yang sistematik, mendalam, logis, universal, dan radikal terhadap berbagai
masalah yang beroperasi dalam bidang pendidikan dengan menempatkan Al-Qur’an
sebagai dasar acuannya.
Zuhairini memberikan penjelasan
terhadap pentingnya filsafat pendidikan Islam, yakni bahwa filsafat pendidikan
Islam sebagai bagian dari filsafat Islam dan sekaligus juga sebagai bagian dari
ilmu pendidikan. Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam berperan dalam
mengembangakan filsafat Islam, dan memperkaya filsafat Islam dengan
konsep-konsep dan pandangan filosofis dalam bidang kependidikan. Dan ilmu
pendidikan pun akan dilengkapi dengan teori-teori kependidikan yang
bersifat filosofis Islami.
B. Saran
Demikianlah hasil makalah kami,
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga kami mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya
yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Zuhairini. Filsafat Pendidikan
Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1992.
Al Syaibany. Falsafah
Al Tarbiyah Al IslamiyahTerjemah
Hasan Tanggulung. Jakarta: Bulan Bintang: 1979.
Jalaluddin, dkk. Filsafat
Pendidikan Islam (Konsep dan Perkembangan Pemikiran): Jakarta.1996.
Adri Efferi. Filsafat Pendidikan
Islam. Kudus: Nora Media Enterprise. 2011.
Abudin Nata. Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997.
Abdul Aziz. Filsafat Pendidikan
Islam Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam. Yogyakarta. Sukses Offset.
2009.
[1] Zuhairini. Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1992. Hlm. 16.
[2] Al Syaibany. Falsafah Al Tarbiyah Al Islamiyah. Terjemah Hasan Tanggulung. Jakarta: Bulan Bintang. 1979. Hlm. 26.
[3]
Adri Efferi. Filsafat
Pendidikan Islam. Kudus: Nora Media Enterprise. 2011. Hlm. 10-11
[4]
Abdul Aziz. Filsafat
Pendidikan Islam Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam. Yogyakarta. Sukses
Offset. 2009. Hal. 12-13
[5] Jalaluddin, dkk. Filsafat
Pendidikan Islam (Konsep dan Perkembangan Pemikiran) Jakarta.1996. Hlm. 27
[7] Abudin Nata. Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997. Hlm. 17
[8] Ibid, hlm.
18-19
[11] Ibid,. Hlm.
27